Renungan


RESPON YANG BENAR TERHADAP PENGUBURAN YESUS
Markus 15:42-47
                Pelayanan Yesus sangatlah penting bagi dunia. Apa yang telah Ia kerjakan membawa berkat bagi dunia. Selama babak terakhir kehidupan-Nya dibumi, Ia telah menyelenggarakan 3 pelayanan penting: Ia mati diatas salib, dikuburkan, dan bangkit dari kematian.
1 Korintus 15:3-4
                Paulus mengatakan bahwa ketiga pelayanan Yesus yang ia sebutkan dalam 1 Korintus 15:3-4 adalah kepentingan yang paling terutama bagi umat manusia disepanjang masa. Karenanya, kita harus merespon dengan benar pelayanan Yesus. Alkitab mencatat 3 pelayanan Yesus dalam Markus 15. Kita belajar merespon kematian Yesus diatas salib dari Markus 15:31-41. Selanjutnya ayat 42-47 mengajarkan kita bagaimana merespon penguburan Yesus secara benar. Pada upacara penguburan, kita mempunyai kesempatan terakhir untuk menunjukkan kasih, kesetiaan serta konmitmen kepada orang yang meninggal itu. Beberapa saat setelah penguburan tubuhnya akan terurai menjadi bagian dari tanah, dan tampilannya akan lenyap. Akan tetapi, tubuh Yesus tidak membusuk seperti kebanyakkan orang . Ia bangkit dari kematian pada hari ketiga sesuai dengan nubuatan. Orang – orang pada waktu itu tidak mengira bahwa Yesus akan bangkit dari kematian. Orang – orang yang menguburkan mayat-Nya mengira bahwa mereka mempunyai kesempatan terakhir untuk memperlihatkan kasih kepada-Nya pada waktu mereka mengubur-Nya.
                Yusuf dari Arimatea, salah seorang murid Yesus, mengira bahwa ini adalah kesempatan terakhir baginya untuk menunjukkan kasihnya pada Tuhan. Sebab itu, ia menguburkan mayat-Nya dalam sebuah kuburan yang telah ia siapkan. Andaikata kita mempunyai sebuah kesempatan terakhir untuk menunjukkan kasih dan kesetiaan kepada Yesus, apa yang akan kita lakukan?
                Sesungguhnya, hidup kita sangat tidak dapat diramalkan. Tidak seorangpun yang tahu apa yang akan kita alami esok hari. Tak seorangpun tahu kapan ia meninggal atau berapa lama ia akan hidup dibumi ini. Disamping itu, tidak ada yang tahu kapan Yesus kembali. Kita harus hidup di dunia ini seakan-akan  hari ini adalah kesempatan terakhir untuk melakukan hal baik bagi Yesus.
                Yusuf dari Arimatea berpikir bahwa ia hendak berbuat baik untuk terakhir kalinya bagi Yesus. Orang Kristen seharusnya juga melakukan hal yang sama seperti Yusuf. Ia melakukan 2 hal yang indah bagi Yesus pada saat penguburan Yesus. Kita seharusnya hidup didunia ini dengan sikap seakan – akan hari ini adalah hari terakhir dari hidup kita didunia ini.
1.RELA MEMPERTARUHKAN DIRI KITA BAGI YESUS DAN MENUNJUKKAN IDENTITAS KITA    
   DENGANNYA.
*Markus 15:42-45
*Yohanes 19:38 mengingatkan bahwa Yusuf adalah seorang murid Yesus, tetapi ia sembunyi    -sembunyi karena ia takut kepada orang – orang Yahudi. Setelah Yesus wafat diatas salib, Yusuf tidak mau sembunyi – sembunyi lagi sebagai pengikut Kristus. Ia menunjukkan dirinya sebagai seorang murid pada titik ini supaya ia bisa berbuat baik kepada Yesus untuk terakhir mayatnya tergantung diatas salib melewati malam, sebab kalau tidak maka tanah mereka menjadi najis. Akan tetapi bila orang tersebut bukan orang Yahudi, mereka akan membiarkan mayatnya membusuk diatas salib dan burung – burung memakannya. Pemerintah Romawi mengizinkan keluarga dari orang yang meninggal itu untuk mengambil mayatnya untuk dikuburkan. Yusuf adalah seorang kaya dan anggota dewan yang menonjol. Ia dihormati oleh yang lainnya, ia bukanlah “keluarga” Yesus. Pilatus heran bahwa Ia telah meninggal sebab biasanya berlangsung 2-3 hari bagi orang – orang yang melihat dan menghargai anugrah Yesus rela mengambil resiko bagi-Nya. Mereka berani menunjukkan identitas diri mereka dengan Tuhan. Mereka rela mempertaruhkan hidup mereka bagi Kristus. Yusuf rela kehilangan ketenarannya, kehormatannya, jabatannya, keuangannya dan segalanya bagi Yesus. Ia menyalibkan semuanya itu diatas salib. Ia memutuskan untuk memproklamirkan diri sebagai murid Kristus. Pastilah ia telah memikirkan dengan seksama apakah ia akan membiarkan orang lain tahu bahwa ia seorang murid Kristus atau bukan. Pada akhirnya ia memutuskan untuk menyatakan dirinya sebagai murid Yesus. Ia tidak takut lagi. Peristiwa ini menggenapi nubuatan di Yesaya 53:9.
*Yesaya 53:9
                Tuhan telah mempersiapkan Yusuf untuk menguburkan Yesus sejak sebelum penciptaan. Ia memutuskan untuk tidak diperbudak rasa takut, tetapi menyatakan identitasnya/ hubungannya dengan Yesus. Kita tidak boleh diperbudak rasa takut, melainkan harus berani memproklamirkan diri bahwa kita adalah murid – murid Yesus, sekalipun mungkin kita mempertaruhkan hidup kita atau harus menghadapi banyak kesulitan. Kita akan menyatakan diri kita sebagai orang – orang Kristen atau murid – murid Kristus, sebab kita telah mengakui anugrah-Nya serta kematian-Nya bagi kita. Tuhan tidak ingin kita menjadi orang Kristen yang sembunyi – sembunyi.
*Matius 10:32
*Roma 1:16
                Sebagai orang Kristen kita tidak boleh malu akan Injil. Kita harus berani memberitakan Injil dan nama Yesus. Kebenaran Tuhan adalah senantiasa kebenaran, tidak peduli apapun yang orang percaya. Apakah orang percaya atau tidak, kebenarannya adalah bahwa Yesus adalah Tuhan. Penebusan-Nya atas dosa manusia senantiasa adalah kebenaran. Iblis dan pengikut – pengikutnya akan berada dalam lautan api kekal. Akan tetapi, orang benar akan berada di surga selamanya. Didalam hati kita, kita mengenal Allah yang sejati dan yang hidup. Kita seorang hukuman mati diatas salib. Karena Yesus menanggung dosa seluruh dunia, Ia mati dalam waktu yang singkat. Ketika Pilatus mengetahui dari komandan tentara bahwa Yesus telah mati, Ia menyerahkan mayat-Nya kepada Yusuf. Imam – imam kepala juga memberi izin kepada Yusuf untuk mengambil mayat-Nya sebab mereka berkepentingan menjaga untuk tidak menajiskan tanah mereka. Mereka tidak menghendaki membiarkan mayat-Nya melewati malam hari sabat. Karena itu, Yusuf dengan mudah memperoleh izin pada hari itu. Menguburkan mayat seseorang dalam sebuah makam merupakan sebuah cara untuk menunjukkan rasa hormat kepada orang yang meninggal tersebut. Raja Daud menguburkan tulang – tulang Saul dan Yonathan dalam sebuah makam untuk menunjukkan kasih kepada keluarga raja Saul. 2 Sam21:13-14
                Yusuf hendak menunjukkan kasih, penghormatan dan rasa terima kasih kepada Yesus. Ia mempertaruhkan hidupnya dengan ia mengakui bahwa ia adalah salah satu murid Yesus dihadapan orang – orang yang memusuhi Yesus. Ia menyadari bahwa ini adalah kesempatannya yang terakhir untuk berbuat baik bagi Yesus. Ia rela mempertaruhkan segala sesuatu demi Yesus. Sudah sejak lama ia menjadi murid secara diam – diam. Namun, akhirnya ia berani menunjukkan identitas dirinya sebagai murid Tuhan. Ia tidak lagi menyembunyikan imannya. Sesungguhnya, tidak mudah bagi Yusuf untuk mengatakan bahwa ia adalah salah seorang murid Yesus. Pada waktu itu menjadi murid Tuhan Yesus tidaklah begitu populer. Ia memiliki kedudukan yang tinggi dalam masyarakat Yahudi. Ia dihormati oleh orang banyak. Menyatakan diri bahwa ia adalah seorang murid berarti menyamakan diri sendiri dengan orang yang tampaknya seperti pecundang. Kelihatannya ia akan kehilangan nama baiknya serta keuntungannya. Yusuf bahkan mungkin kehilangan kedudukannya didalam dewan. Berani menunjukkan hubungan kita dengan-Nya sekalipun kita mungkin menghadapi resiko. Sebagai domba – domba Allah, kita hidup di dalam dunia yang berbahaya sebab iblis atau serigala itu siap menghancurkan kita. Namun demikian, Tuhan senantiasa melindungi domba – domba-Nya. Jika Ia tidak mengizinkan maka tak seorangpun dapat menyentuh atau menyakiti umat-Nya. Dunia menyangkal dan menolak Tuhan, tetapi Tuhan ada dipihak kita. Yesus adalah kebenaran. Kita harus bangga hidup dalam kebenaran. Kita akan memproklamirkan diri sebagai murid – murid-Nya dan menyatakan identitas kita dengan-Nya.
                DI tempat kerja, kita dengan berani dan bangga akan memberitahu orang lain bahwa kita adalah orang Kristen. Ketika kita bangga dengan perusahaan kita, kita akan menunjukkan identitas kita dengan perusahaan kita. Kita berada di gereja Kristus. Kemanapun kita pergi, kita akan memproklamirkan nama-Nya dan kebaikan-Nya. Kita akan memberitahu setiap orang tentang kebenaran-Nya serta kasih-Nya supaya mereka akan menerima keselamatan dari-Nya, anugrah-Nya dan perlindungan-Nya. Kita harus membagikan kebenaran-Nya keseluruh dunia, supaya dunia akan percaya bahwa Ia mati diatas salib untuk membayar dosa manusia dan bahwa Ia masih hidup. Tuhan berbicara kepada kita dari surga: “ Anak-Ku, bersaksilah bagi nama-Ku dan beritakanlah Injil.” Gereja kita akan memberitakan kabar baik tentang Tuhan Yesus. Kita akan menutup neraka dan membuka surga. Kita akan membawa sebanyak mungkin orang yang dapat kita bawa kesurga bersama dengan kita dengan membagikan Injil kepada setiap orang. Apabila kita berdoa dimuka umum, kita tidak akan menyembunyikan diri kita di sudut. Tuhan kita tidak bersembunyi di sudut, sebaliknya Ia masih mengendalikan di dunia. Kita harus berani menunjukkan identitas diri kita sebagai orang Kristen.
*Kis 4:29
                Ini adalah doa orang yang dianiaya. Kita harus minta agar Tuhan memberi kita lebih banyak keberanian untuk melakukan perkara – perkara yang baik bagi-Nya dan tidak membiarkan kita melakukan perkara – perkara yang jahat.
*2 Tim 1:8
                Paulus berani memberitakan Injil tepat setelah ia menerima Kristus.
*Kis 9:27, 29
                Orang Kristen yang ingin melaksanakan pekerjaan Tuhan haruslah mempunyai keberanian. Dalam kitab Daniel, ketiga pemuda Yahudi berani menunjukkan identitas diri mereka dengan Tuhan. Mereka rela mati bagi Tuhan. Namun, Tuhan melindungi dan membenarkan mereka. Dalam Daniel pasal ke-6, dengan berani Daniel menyatakan imannya dalam Tuhan. Ia dilemparkan ke dalam kandang singa. Karena keberanian serta kesetiaannya, ia menjadi orang yang penting selama pemerintahan raja Darius dan Sirus raja Persia.
                Pada pasal ke-7 dari Kisak Para Rasul, Stefanus dengan berani memproklamirkan nama Tuhan Yesus. Karena keberanian kita, teman – teman dan sanak saudara kita akan menaruh kepercayaan mereka dalam Yesus. Keberanian kita dapat menolong orang yang tak berpengharapan berbalik kepada Tuhan. Apabila kita membagikan Firman Tuhan dengan berani maka teman – teman Kristen kita akan dikuatkan dan memiliki keberanian juga. Yusuf berani menyatakn imannya. Alkitab mengatakan bahwa banyak anggota dewan Yahudi adalah murid – murid rahasia Yesus Kristus, seperti Nikodemus. Setelah Nikodemus melihat keberanian Yusuf, ia berani bergabung dengan Yusuf dalam penguburan Yesus.
*Yoh 19:39
                Seandainya Yusuf tidak mengungkapkan dirinya sebagai murid Yesus, kemungkinan Nikodemus tidak berani menyatakan imannya. Apabila kita tidak berani menginjil, saudara/i Kristen yang di dalam “care – group” kita tidak berani berbagi Injil. Apabila kita tidak berani membagikan traktat Kristen, maka orang – orang yang berada dalam unit kita juga tidak akan berani membagikan terktat. Karena Yusuf menyatakan imannya maka Nikodemus mengikuti teladannya dan menyatakan dirinya sebagai salah satu murid Kristus juga. Apabila seorang pemimpin unit memiliki keberanian, maka para pemimpin “care – group” didalam umatnya juga akan memiliki keberanian. Apabila kita dapat melihat berharganya kematian Yesus, maka kita akan berani mengabarkan Injil. Keberanian kita akan meneguhkan orang – orang Kristen yang lain untuk membagikan iman mereka juga. Rasa takut adalah reaksi manusiawi. Sebagaimana terang mengalahkan gelap, keberanian pasti mengatasi ketakutan.  Yusuf rela mempertaruhkan jabatan dan ketenarannya bagi Kristus karena ia mengasihi Yesus. Karena kita tahu Yesus telah mati bagi kita, maka kita mau menyatakan identitas diri kita dengan-Nya. Markus 15:43 memberitahu kita alasan mengapa Yusuf mau mengambil resiko untuk Yesus.
*Markus 15:43
*Kol 3:1-2
                Yusuf memiliki keberanian sebab hatinya terpusat pada kerajaan Allah. Ia mencari perkara yang di atas. Ia menaruh pengharapannya kepada Allah. Apabila kita mencari perkara yang diatas, kita akan memproklamirkan Kristus dengan berani, menjadi saksi-Nya, dan melayani-Nya. Yesus datang ke dunia demi menyelamatkan orang – orang berdosa dari lautan api kekal. Kita harus mencurahkan segenap hati kita untuk membawa orang – orang kepada Kristus dan pertobatan. Tuhan menghendaki agar kita dengan berani menyatakan identitas kita dengan-Nya dan tidak berkompromi dengan dunia. Jika Allah dipihak kita siapakah yang akan melawan kita (Roma 8:31). Allah menguasai dunia, karenanya kita tidak boleh takut oleh siapapun. Kita harus mengambil resiko bagi Kristus.
                Janganlah berdoa kepada Tuhan supaya hidupmu menjadi mudah, tetapi mintalah supaya engkau menjadi kuat. Jangan berdoa supaya Tuhan memberi sejumlah pekerjaan yang sesuai dengan talenta dan karuniamu, tetapi supaya ia memberimu lebih banyak talenta dan karunia untuk melakukan pekerjaan-Nya. Engkau harus berani mengembangkan dirimi untuk Tuhan.
                Kita semua mempunyai keberanian. Namun demikian, kita harus meminta agar Tuhan memberi kita keberanian yang lebih besar.
2.RELA BERKORBAN DAN MEMBERIKAN SEGALANYA BAGI KRISTUS
                *Markus 15:46-47
Yusuf membelanjakan uangnya untuk membeli kain lenan yang ia gunakan untuk membungkus mayat Yesus. Ia membeli rempah – rempah dan meletakkannya diatas mayat Yesus. Ia juga meletakkan mayatnya ke dalam sebuah kuburan baru miliknya. Karena ia adalah seorang kaya, ia mampu menyiapkan kuburannya sendiri.
                *Yohanes 19:40
                *Matius 27:60
                *Yesaya 53:9
Yusuf rela memberikan kuburan baru miliknya, yang digalinya di dalam bukit batu milik Yesus. Ia tidak hanya memberikan uang bagi Yesus, namun juga menggunakan usahanya untuk melayani Tuhan. Ia memberikan waktu dan tenaganya ketika membungkus-Nya dengan kain lenen. Ia rela menjadi najis menurut adat Yahudi. Ia menggunakan kekuatannya sendiri untuk mendorong batu besar penutup lubang masuk kubur itu, supaya binatang – binatang liar tidak dapat menghancurkan mayat Yesus.
Kita harus merespon kasih dan pengorbanan Yesus dengan menanamkan uang dan tenaga kita untuk-Nya. Kita tidak hanya ingin menerima kebaikan-Nya, akan tetapi kita juga untuk mendatangkan kebaikan dan menjadi berkat bagi kerajaan-Nya. Disepanjang hidup kekristenan kita, kita menerima banyak sekali kebaikan dan berkat – berkat dari Tuhan. Ia menyembuhkan penyakit kita. Ia memberi kita damai sejahtera, sukacita dan keselamatan. Ia menyediakan bagi kita segala keperluan kita. Ia menjawab doa – doa kita. Tidak dapatkah kita memberikan waktu, uang dan tenaga kita bagi-Nya? Manusia biasanya mementingkan diri sendiri sifatnya. Motif terkuat manusia adalah melakukan sesuatu untuk keuntungannya sendiri. Tidak peduli dalam sistem politik macam apa orang hidup, kebanyakan orang lebih mementingkan keuntungan pribadi masing – masing dari pada keuntungan orang lain. Salah satu bagian dosa manusia adalah sikap memntingkan diri sendiri. Itulah mengapa orang bilang “ orang yang terkuatlah yang akan bertahan di masyarakat “ atau “ ikan yang besar akan memakan ikan yang kecil “.
Sikap mementingkan diri dapat dilihat dalam tingkah laku manusia. Dalam sebuah konser, setelah penonton berhenti bertepuk tangan, dua penyambut tamu bertepuk tangan lama sekali. Penonton mengira bahwa kedua oang penyambut tamu itu sangat menikmati konser itu. Namun, ketika salah seorang bertepuk tangan, yang lainnya bertanya, “mengapa kamu berhenti? kita harus teruskan supaya kita dapat bayaran lembur!”
Yesus datang ke dunia untuk membebaskan manusia dari hal mementingkan diri sendiri. Mementingkan diri sendiri lebih berbahaya dari penyakit AIDS. Pada stasiun KA, mereka memasang tanda yang berbunyi : “ Apabila anda ke luar negeri, tolong jangan bawa pulang AIDS sebagai oleh – oleh!” Satu – satunya obat yang mengobati sifat egois adalah salib Tuhan Yesus. Darah Yesus dapat membasuh pikiran dan sikap kita. Yesus dapat membuat umat-Nya menjadi tidak egois dan lebih peduli kepada orang lain. Yesus sendiri tidak mementingkan diri sendiri. Ia hidup untuk orang – orang lain dan juga mati untuk dunia.
                *Kis 10:38
                *Yes 53:5 Ia berada di surga saat ini. Ia masih berdoa bagi umat-Nya.
                *Ibr 7:25 Ketika Ia kembali, Ia akan kembali untuk umat-Nya, bukan untuk diri-Nya sendiri.
                *Yoh 14:3
Yesus menyiapkan tempat bagi orang – orang lain; yaitu untuk kita. Ia selalu berkorban untuk orang – orang lain. Apabila kita mengakui bahwa Ia mengorbankan hidup-Nya bagi kita, tidaklah kita mengorbankan sesuatu bagi-Nya? Kita mengasihi-Nya karena Ia lebih dulu mengasihi kita. Kita melayani-Nya karena Ia mengasihi kita. Kita harus selslu mencari kesempatan untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya. Yesus akan merasa senang apabila kita menunjukkan cinta kita kepada-Nya. Suatu hari seorang wanita tua pergi menemui presiden Lincoln. Presiden bertanya kepadanya, “apa yang saya dapat lakukan untuk anda?” wanita tua itu meletakkan sebuah keranjang yang berisi penuh kue kering diatas mejanya dan berkata “saya datang hari ini bukan untuk meminta apapun bagi diri saya atau bagi orang lain. Saya mendengar bahwa anda suka kue kering. Karena itu, saya bawa kue – kue ini untuk anda makan. Air mata mengalir dari mata sang presiden. Ia sangat terkesan dengan kasih dan perhatian wanita tua itu terhadap dirinya. Katanya, “Bibi, saya sungguh merasa kasih dan perhatianmu. Ribuan orang yang menemui saya di kantorku, namun andalah orang pertama yang tidak meminta bantuan, melainkan memberi.”
Yesus akan sangat senang bila kita rela mengorbankan sesuatu untuk-Nya. Allah memiliki perasaan yang sama dengan kita semua. Ketika Maria Magdalena menuangkan minyak wangi yang mahal ke atas kepala-Nya, Ia tidak pernah melupakan kesetiaannya. Kata-Nya, “ sesungguhnya Aku berkata, dimana saja Inijl diberitakan di seluruh dunia, apa yang telah ia lakukan juga akan diceritakan, untuk mengingat dia.”  Setelah Ia bangkit dari kematian, Ia memberitahukan kepada Maria Magdalena sebelum yang lainnya. Ia sangt terkesan dengan apa yang telah dia lakukan bagi-Nya. Karena kita mengasihi-Nya, kita rela memberika uang kita, waktu dan tenaga kita bagi-Nya.
Sesungguhnya, Tuhan ingin sekali memberkati kita. Sebab itu, Ia sangat senang ketika kita meminta segala sesuatu kepada-Nya dalam doa. Semakin sering kita berdoa, semakin Ia senang. Kita harus terus memintan-Nya memberkati kita serta memenuhi kebutuhan – kebutuhan kita. Walaupun begitu, kita harus rela menggunakan waktu dan tenaga kita bagi kerajaan-Nya karena kita mengasihi-Nya. Ketika kita sangat menghargai seseorang, kita rela menggunakan waktu kita, talenta, keuangan, dan tenaga kita untuk memberkati orang itu. Kita rela mengorbankan waktu kita bagi-Nya. Apabila kita sangat menghargai Yesus, kita akan mencurahkan seluruh hidup kita untuk melayani. Mengasihi berarti memberi. Alkitab mengatakan, “ Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Apabila kita ingin mengetahui seberapa besar seseorang mengasihi Yesus, kita harus memperhatikan seberapa besar ia rela memberi untuk Tuhan. Seberapa banyak waktu yang kita berikan untuk Tuhan? Seberapa banyak uang yang kita berikan untuk pekerjaan Tuhan? Alkitab mengatakan : “ Dimana hartamu berada, disitu juga hatimu” (Mat 6:21). Seberapa banyak kita memakai kemampuan kita untuk Yesus? Jika kita berkata, “ Ya, Engkau dapat menggunakan apa saja yang kumiliki,” maka kita berhak memanggil-Nya, “Tuhan kami”. Jika kita berkata, “Jangan, tidak boleh”, kita tidak berhak memanggil-Nya “Tuhan kami”. Apabila Yesus adalah Tuhan atas segala sesuatu dalam hidup kita, maka kita akan senantiasa berkata, “ya”.
Apakah anda sangat menghargai Yesus dalam hidupmu? Jika Ia berharga di matamu, maka anda akan rela mempertaruhkan segala sesuatu yang anda miliki untuk-Nya. Anda juga akan memakai talentamu, waktumu, uang dan tenagamu untuk-Nya. Anda akan berpartisipasi membangun gereja-Nya. Anda akan membiarkan-Nya mengarahkan hidupmu. Mempersembahkan hidupmu bagi Tuhan dimulai dengan lebih mengutamakan kepentingan Tuhan daripada kepentingan pribadimu sendiri.